My Facebook

Alasan Saya Memilih Sastra Jepang


 Ini merupakan salah satu tugas kampus menulis dan berfikir kreatif oleh salah satu dosen sastra Indonesia di kampus saya, FIB, Unand. Menariknya adalah kami harus bercerita secara inspiratif agar bapak itu bisa tertarik dan membacanya sampai akhir. Nah, bagaimana hasil kerja kreatif saya? mueheheh silahkan baca (ノ*゜▽゜*)


 Sejujurnya saya stres dengan tugas yang bapak berikan, karena saya takut mengecewakan bapak dengan tulisan yang saya buat, dan selain itu karena saya pun bingung bagaimana memaparkan niatan saya saat memilih jurusan ini, karena bisa dibilang itu suatu kebetulan yang luar biasa aneh buat saya. Baiklah saya akan berusaha menuangkannya ke dalam 4halaman lembar folio ini, walau saya yakin akan membuat bapak dan pembaca yang lain langsung tertidur begitu membacanya. Awalnya saya sama sekali tak terfikir akan masuk sastra Jepang , hal yang membuat saya akhirnya memilih sastra jepang karena saya pikir kalau bukan disana masa depan saya akan suram.  Karena kebodohan saya dalam hitung-hitungan dan selalu bermasalah dalam komunikasi juga sifat saya yang sembrono serta ceroboh,  membuat saya menjauhi hal-hal bersifat medis, teknikal dan lain-lain. Setelah ratusan kali menimbang dan berfikir sebagaimana layaknya pelajar yang memikirkan masa depan akhirnya saya memutuskan untuk memilih jurusan yang dianggap orang tua saya memiliki masa depan yang suram dan tidak ada kejelasannya untuk hidup saya. Walaupun orang tua saya khawatir dan selalu bertentangan dengan saya dalam menentukan pilihan, toh pada akhirnya mereka menerima segala keputusan yang saya buat dan segala konsekuensinya. Dan sebagai anak, saya amat mensyukuri hal itu.
   Nah, mari saya jelaskan kenapa saya tak memilih sastra Jepang sebagai salah satu pilihan saya sebelumnya. Sejujurnya semua semata karena gengsi belaka. Saya tak ingin dibilang cacat minat dan miskin pengetahuan. Karena kebanyakan teman saya memilih teknik, medis,hukum, komunikasi dan sejenisnya sebagai pilihan pertama, dan ada juga beberapa yang memilih jurusan olah raga dan jurusan yang sama anehnya bagi saya. Saat ditanya”mau masuk jurusan apa?”, maka secepat kilat saya akan menjawab jurusan teknik sipil. Lalu kenapa saya bisa menyiapkan jawaban tersebut, semua karena saya tidak ingin membuat orang lain banyak tanya kepada saya karena itu sangat menyebalkan.
 Tapi harus saya akui, saya lumayan berminat juga dengan jurusan teknik sipil karena jurusan ini adalah jurusan yang tugasnya menggambar bangunan. Sedari kecil saya sangat menyukai gedung-gedung tua, bangunan yang indah dan kuat, juga semua bangunan unik yang ada di dunia yang pernah saya lihat di tv, internet dan media lainnya. Tapi berkat bakat tak mampu menahan diri dan tak kuasa membuat hal-hal yang detail dalam suatu perhitungan, maka diam-diam saya mundur dari jurusan itu dalam hati , walau setiap kali ditanya maka jurusan itu yang acap kali meluncur dari bibir saya. Lalu kenapa tidak arsitek? Kenapa harus teknik sipil? Hal ini sudah pasti, mengingat kondisi perekonomian keluarga saya yang tidak stabil sehingga sangat tidak memungkinkan saya untuk kuliah di jurusan yang dimasuki oleh mahasiswa padat kantong.
 Hal aneh yang terjadi berikutnya adalah saya mendapati diri saya begitu berambisi menjadi mahasiswa IPB jurusan kedokteran hewan. Ada apa gerangan sehingga saya yang mati-matian menjauhi medis tiba-tiba berambisi menjadi dokter hewan? Kalau ingatan saya masih bisa dipercaya, saat itu saya sedang tergila-gila dengan sebuah komik tentang dokter hewan, yang berjudul “Wild Life”, saya sudah tidak ingat kasus-kasus yang terjadi di dalam komik tersebut tapi sekarang saya dan anda semua sudah bisa menikmati komik itu dalam sebuah drama dengan judul yang sama. Lalu apa yang membuat saya menyerah dengan pilihan dahsyat itu? Pertama, saya tidak diijinkan nenek untuk kuliah di luar kota dengan alasan tak mau berpisah dari saya sebelum saya menikah, kedua, ibu saya khawatir karena saya yang bertubuh mungil ini nanti akan dihajar oleh si pasein. Ibu saya sering membayangkan betapa kasiannya saya jika berhadapan dengan seekor kuda atau banteng gila sementara saya harus menyuntik mereka agar sehat wal’afiat, apa jadinya bila saya yang ditendang dan diseruduk oleh pasien saya sendiri, itu sangat tidak lucu. Walau bapak saya tenang-tenang saja saat saya menyatakan ingin masuk jurusan tersebut, namun dengan segala hormat dan kagum saya kepada seluruh dokter hewan di dunia, saya menyatakan mundur dari dunia itu. Dan sejak itu tiba-tiba saya tidak lagi membaca komik itu.    
 Selanjutnya di saat saya menyerah untuk memutuskan pilihan, karena saat itu saya rasa masih belum perlu untuk memikirkannya sejauh itu, saya pun disodori oleh bapak saya buku STAN dan STTPLN. Sungguh saat itu adalah saat yang paling menyebalkan. Karena saya sama sekali tidak berminat menjadi salah satu bagian dari kedua jurusan itu. Tapi saya berubah pikiran secepat kilat saat saya diterangkan tentang STAN dan STTPLN oleh bapak, kedengarannya seluruh cerita yang saya terima itu seperti tambang emas untuk saya. Kenapa tidak, STAN menyediakan segala fasilitas yang dimiliki, gratis untuk mahasiswanya dengan beberapa syarat yang saya rasa takkan saya langgar juga peluang mendapat pekerjaan setelah lulus dari STTPLN.  Dengan sigap dan lincah saya mengumpulkan banyak informasi dan contoh-contoh soal ujian masuk di internet dan media penunjang lainnya. Ditambah kenyataan bahwa teman sebangku saya, yang notabene adalah teman SD saya dulu, juga akan mengikuti ujian STAN dan STTPLN, sehingga saya pikir kalau hidup bersama dengannya sebagai mahasiswa perantau, saya akan aman. Dimulailah hari-hari bodoh saya yang mengikuti segala prosedur pendaftaran yang rumit dan menyebalkan, hal ini membuat saya menjadi gila. Saya masih ingat betapa sulitnya untuk mendaftar via online saat itu, saat tiba hari penyerahan formulir yang telah di print out ternyata masih ada lagi prosedur-prosedur  aneh yang lebih rumit lagi ditambah dengan pelayanan super tidak nyaman dari panitia penyelenggarnya, maaf Pak!, Buk!, saya masih manusia yang bisa merasakan muka masam anda. Daripada memikirkan betapa capeknya saya saat itu, saya lebih memikirkan ibu saya yang begitu setia menemani saya disaat susah seperti itu. Saya tak ingin membuat ibu saya letih lebih dari ini, maka saya putuskan tak akan mengikuti lagi prosedur ini jika saya tidak lulus ujian masuknya. Yang benar saja, saya benar-benar tidak lulus dengan mulus di test masuk pertamanya, yang saya rasakan justru rasa syukur yang tiada duanya. Saya benar-benar bertekad takkan lagi memasuki dunia itu. Selamat tinggal STAN dan STTPLN.   
  Tak lama setelah mimpi buruk itu pergi, datang lagi mimpi yang sama buruknya, seorang  teman yang baik hati menyatakan niatnya untuk masuk STTTELKOM, dia malah meminta saya untuk ikut bersamanya mengikuti ujian masuknya. Awalnya saya ogah-ogahan tapi apa daya, dengan kebodohan yang sama saya kembali tegoda untuk masuk ke STTTELKOM, karena ini sedikit berbeda dari yang kemaren jadi saya pikir tak apa-apalah.  Tak cukup seminggu saya menyatakan mundur dari dunia itu, mengingat saya tiba-tiba berubah pikiran, semata hanya karena malas mengulangi repotnya mengikuti banyak prosedur yang rumit.Waktu masih panjang dan saya sudah menjadi siswa sok sibuk yang les setelah sekolah.  Bakat saya yang lain adalah gampang mengerti sesuatu dan gampang pula melupakannya dalam hitungan detik. Dengan bakat seperti itu saya bisa masuk jurusan IPA rasanya seperti suatu keajaiban alam yang paling aneh. Sejujurnya sejak duduk di bangku SMA saya sama sekali tidak bisa mengerjakan soal-soal matematika dan kimia apabila bentuknya diubah atau soalnya dibuat dengan bahasa yang sangat sederhana atau soal dengan bahasa yang paling rumit. Selain karena jarang mengulang pelajaran di rumah juga pada dasarnya saya tidak paham apa yang diajarkan oleh sang guru. Waktu belajar adalah waktu terpanjang yang pernah saya rasakan. Bosan, memuakkan dan tidak bisa dipercaya kalau saya kembali membenci matematika hanya karena tidak mengerti pelajarannya. Saya merasa berdosa kepada Almarhum guru matematika yang telah membuka mata saya untuk mengenal matematika lebih dekat sehingga saya sempat jatuh cinta pada mata pelajaran yang beliau ajarkan.   
  Sepanjang masa galau itu saya berfikir untuk mencari tahu, bakat bagus apa yang ada dalam diri saya yang bisa saya manfaatkan dimasa depan, jujur itu adalah hal sulit bagi saya, disaat itulah suatu pencerahan menerangi langkah saya untuk bergerak..lalu saya temukan pintu itu. Dan saya berharap dibalik pintu itu ada masa depan yang sangat cerah untuk saya, keluarga, bangsa dan agama saya.

Tugas Penulisan Karya Ilmiah tentang Creative thinking
Tahun ke-3 Kuliah, Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas
23/10/2011


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah saya baca lagi karya labil diatas, saya sadari ada yang kurang, alasan sesungguhnya akhirnya saya memilih jurusan ini apa lalu... 

Kesimpulannya?
Saya memilih jurusan ini setelah melewati banyak pilihan dan cobaan kegagalan tentunya. Sekali lagi, menentukan jurusan itu harus dilandasi pikiran "kuliah untuk masa depan" bukan untuk kerja. Karena, saat terjun ke dunia kerja, jurusan belum tentu akan sejalan dengan bidang pekerjaan. Lalu, alasan utama saya memilih Sastra Jepang, 
pertama, berlandaskan rasa suka saya terhadap bahasa asing. menurut saya bahasa asing itu seperti kode-kode sulit yang harus segera diterjemahkan, dan hasilnya bisa berguna untuk siapa saja.
kedua, memilih Sastra Jepang karena tulisannya. saya amat mengagumi tulisan-tulisan aneh selain huruf alfabet. tidak hanya bahasa Jepang, bahasa mandarin, korea, thailand, vietnam, india, arab dll juga sama. Tapi, saya memilih Jepang karena bahasa ini menggunakan 3 jenis huruf yang berbeda (ditambah alfabet atau roomaji menjadi 4) dalam kehidupan sehari-hari mereka. menarik bukan?
ketiga, yah gak bisa dipungkiri karena anime haha. saya mulai belajar bahasa Jepang otodidak sejak SMP (tahun 2004/2005) saat itu Naruto perdana tayang di Global TV, dan saya memanfaatkan Naruto sebagai bahan belajar. :) setiap kali ada potongan huruf di episode naruto pasti saya salin, dan saya belajar dari sana.
keempat, karena sudah terlalu lama belajar otodidak dan mulai belajar  bahasa Jepang secara formal di SMA akhirnya saya sadar, saya punya bakat disini, ditambah saya sangat suka menerjemahkan sesuatunya dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia.
kelima, saya jatuh cinta. ya, ini alasan yang paling tidak masuk akal haha. kalau kamu jatuh cinta lalu ditanya kok bisa jatuh cinta? jawabnya entahlah. baik buruk bahasa dan budaya jepang entah kenapa sudah bisa saya terima. Padahal bahasa dan budaya sendiri saja saya masih ngedumel duh /tepok jidat/ Tapi yah bukan berarti saya menganak-tirikan bahasa dan budaya bangsa sendiri loh ya. selama di Jepang saya bersyukur kok jadi orang Indonesia. Walau akhir-akhir ini malah sangat memprihatinkan dan jujur saya malu lho yaa, tapi tetap saja saya orang yang bangga menyebut diri sebagai orang Indonesia haha.

oke sekian untuk alasan nanti kalau saya ingat lagi saya tambahkan haha.. lanjutnya,  

catatan rahasia :
 Banyak sekali yang penasaran bagaimana kelanjutan hidup saya setelah menjalani kuliah di kampus Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya (dulunya Fakultas Sastra), UNAND (Universitas andalas). Tepat setahun setelah saya posting tulisan ini, pada tahun 2012 bulan september akhir saya mendapatkan kesempatan untuk menyicip negeri sakura selama setahun melalui program beasiswa dari pemerintahan Jepang (monbukagakusho atau MEXT). Lalu, sekarang saya mendapatkan lagi kesempatan magang di Jepang selama hampir setengah tahun melalui program Global Intership Project oleh UKM Aiesec (14 Feb- 7 Agus 2016). 

Untuk yang ingin tahu caraya mendapatkan beasiswa dari MEXT silahkan ya dicek langsung ke link blog saya yang stau lagi... klik → Kuliah Gratis di Jepang

 Semoga tulisan saya ini mampu menjadi sumber inspirasi bagi kamu-kamu yang mau kuliah dan memilih jurusan ini. Ingat pilihlah jurusan bukan karena terburu-buru, asal pilih, ikutan teman dll. Masa depan ada ditanganmu sendiri.


Salam Mahasiswa!

-Dhi, Tokyo-
08 April 2016

Alasan Saya Memilih Sastra Jepang Alasan Saya Memilih Sastra Jepang Reviewed by Fatafila Tanjun on Minggu, Oktober 23, 2011 Rating: 5

31 komentar:

  1. Gan boleh tanya.. Ane lulusan sma tahun ini.. Ane itu percis kaya agan tu bodoh di hitung2an haha.. Kita sama percis gan.. Cuman yg jadi pertanyaan apa bener gan belajar sastra jepang tuh rumit ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. gag kok gan :) kalo agan serius mau menjalani ga ad yg rumit kok...
      lagian agan ga hanya akan menekuni kuliah..akan ada banyak kegiatan postif lain yang akan agan ikuti saat di bangku perkuliahan...

      btw terimakasih sudah datang berkunjung, membaca dan komentar ;)

      Hapus
  2. Lulusan Sastra Jepang itu nantinya kerja apa gan ? Ngajar bahasa Jepang atau gimana ya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. macam-macam gan :D bisa kerja di perusahaan jepang sebagai transalator, atau freelancer kerja nerjemahin di rumah juga bisa kok. jadi guru dan buka les sendiri juga bisa. atau sekalian ke jepang langsung terjun kerja di perusahaan. asal agan ada niat dan usaha insyaallah bisa jadi apa saja kok gan. btw makasih sudah mampir mohon maaf baru bisa balas setelah hampir setahun lamanya huwee makasih

      Hapus
  3. Kak Sekarang Udah Semester Berapa.? Saya Tamat Tahun Ini Kak, Saya Juga Punya Minat Buat Kuliah sastra Jepang, Awalnya Saya Juga Pengen Kuliah Di Unand Dengan Jurusan Sastra Jepang, Tapi Ayah Saya Bilang "Kuliah Liat Akreditasi Jurusannya." Jadi Saya Bingung Saya Liat Net, Sastra Jepang DI Unand Akreditasinya Masih C kak. (Maaf sebelumnya ya kak). Gimana Tuh Kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. :) selamat siang adek. kakak udh tamat hehe coba tebak kakak sekarang dimana? kak sekarang intership di tokyo selama 6 bulan (baru jalan 2 bulan, nanti bakal aku posting pengalaman aku di jepang keep update blog ini ya :D dan blog satu lagi juga #promo hehehe -> dtakemi.wordpress.com ), dan 3 tahun lalu aku jg dapat kesempatan menerima beasiswa kuliah setahun di jepang.
      ...nah, kenapa aku kasih tahu kamu, yang menentukan masa depan kamu bukan hanya masalah akreditasi kampus, aku malah sejak awal di saje UA belum ada akreditasinya tuh huhu #sedih, memang salah satu faktor kualitas pembelajaran adalah akreditasi kampus tp selain itu masih banyak kok yang lain, dan yang paling utama itu adalah diri kamu sendiri!! dimanapun kamu berdiri kalau bukan kamu yang tangguh menempuh kehidupan maka kamu gak akan punya masa depan yang bisa kamu banggakan. benar deh, teman ku yang jenius masuk ITB akhirnya di DO karena dia terlalu sibuk sama kegiatan extra-nya, jadi kalau kamu masih ragu dalam memilih, sebelum menentukan pilihan, kamu list dulu minat kamu apa dan bakat kamu apa, kelemahan kamu apa, itu aja dulu. dari sana kamu coba rangkum jurusan apa kira-kira yang membuat kamu bersemangat, baru dari sana tarik universitasnya apa saja. baru terakhir akreditasinya kamu lihat. :) yah itu cuma nasehat kak. kalau bermanfaat silahkan dicoba. semoga sukses ya, kak doakan masa depan yang sangat bagus untuk kamu supaya ortu kamu bisa tenang dan bangga melepas kamu. dan makasih udah mampir ke blog ini :D sering-sering mampir yaaa

      Hapus
  4. Kak, aku kan SMA masuk Jurusan Ipa, peluang masuk sastra jepang jadi mengecil atau tidak ya kak? Lalu kakak udah tamat jurusan sastra jepang kan? Sekarang bekerja sebagai apa dab dimana? Maaf lancang nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. selamat siang adek zaki :)
      selamat datang ke blog saya ya.
      yah alhamdulillah kakak sudah menyelesaikan program S1 sastra Jepang di Universitas Andalas.
      Kak juga dlu lulusan IPA kok, insyaallah masih ada peluang kamu kalo memang ingin kuliah di jurusan yang sama :)
      kamu juga bisa kok konsultasi dengan guru pemimbing atau wali kelas di sekolah. coba ajak gurunya bicara dari hati ke hati hehe.

      Oh soal kerja, sekarang saya di tokyo sedang menjalankan program exchange intership dari organisasi kampus :)
      dan insyaallah kalau memang ada rejeki, akan lanjut kerja sebagai pegawai tetap disini ^w^
      mohon doanya ya dek...

      makasih sudah menyemoatkan diri datang dan mengomentari tulisan saya :D
      semoga sukses ya!!!

      Hapus
  5. Permisi kak, saya lulus tahun ini dan pilihan pertama tes masuk kuliah memang sastra jepang. Tapi, kadang saya berpikir, bisa nggak ya orang yg gak addict sama anime2 gitu survive di perkuliahan ini XD ?? Ya ttp ada habit2 jepang tpi wajar2 aja hehe, minimalis :D Dari hati emang gk mau jadi orang yg high otaku2 ato wibu2 gitu, niatnya emang jadi akademisi & masuk jurusan ini karena emang passion di bahasa, seni, budaya, & literasi ^_^ … Soalnya lingkungan saya mmg byk yg fanatik2 gitu sih & jelaslah ragu sama saya :“Loh, lu kan gk keliatan jepang2 nya bro, serius lu bro?” Yaa kira2 itu yg byk saya dptkan dari lingkungan saya .. (maap kadang kebawa suasana aja :D )
    Bagaimana yaa ?? Hehe arigatou gozaimasu :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah rizki pertama kali saya ucapkan selamat atas kelulusannya ya!! :D
      Well, memutuskan untuk masuk Sastra Jepang atau bukan memang bukan hal yang mudah apalagi kalau tidak ada niat dan passion sama sekali. Tapi, dari yang saya tangkap dari hasil komen kamu adalah kamu punya "passion" dan itu bisa kamu jadikan landasan! ;) sejujurnya saya lebih tertarik dengan orang yang mengikuti passionnya sendiri daripada orang yang ikut-ikutan dan akhirnya menyesal dengan keputusannya sendiri. Dan yah harus saya akui kamu hebat mengikuti passion kamu, gak semua orang mau dan bisa mengikuti passionnya masing-masing kayak saya sekarang lagi galau soal passion dibidang kerjaan hahahahah #serius ini lagi galau tingkat mahadewa
      Pertanyaannya : Kamu siap tidak menerima tantangan? Buruk-Baiknya? dan kamu harus ingat masa depan dimulai dari sekarang (maaf sebenarnya saya lagi ngomong ke diri sendiri hehe)..jd kalau saya sih SETUJU banget kamu masuk Sastra Jepang. Masuklah ke dunia ini kalau kamu memang berminat dan ingin 'hanyut' dalam keindahan budaya asing. Dan jangan lupa, walau belajar sastra asing kita gak akan bisa 'menanggalkan' budaya sendiri sebagai orang Indonesia. Belajarlah dan jadilah berguna untuk dirimu (yang utama), untuk keluarga (jangan sombong dan harus ingat keluarga apalagi ortu), untuk orang lain (termasuk agama, bangsa dan dunia).

      semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat ya rizki!!! saya doakan kamu selalu sukses di dunia maupun akhirat nanti ^^ terima kasih sudah mampir dan menyampaikan aspirasi melalui komennya ya ...Makasih banget!! saya bahagia bisa bertukar pikiran dengan banyak orang. :) jangan lupa ya main juga ke blog saya satu lagi hehehe #promo cek aj bagian side bar nya dg judul blog yg sama (wordpress).

      Jya Mata~

      Hapus
  6. permisi kak ... aku mau tanya kan kakak masuk jurusan sastra jepang, pertanyaannya cara mencari pekerjaannya itu kakak dapat dari internet atau d cariin universitas.a atau bagaimana nih kak..? dan proses seleksi untuk bekerja di sana tuh bagaimana ya ? mohon penjelasannya ya kak. terimakasih atas perhatian dan jawabannya kak. :D sekian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Arvin (*ノωノ)terima kasih ya sudah mampir ke Blog saya!
      FYI, saya belum kerja kok heheheh
      saya saat ini sedang menjalankan Program Exchange Intership oleh UKM AIESEC di kampus saya, Aiesec itu salah satu organisasi mahasiswa yang melibatkan hampir 114 negara di dunia, tujuannya untuk membina mahasiswa mengembangkan potensinya dibidang kepemimpinan. Fokusnya untuk pengembangan kepribadian kepemimpinan menjadi ambasador di luar negeri (luar negara mahasiswa yang bersangkutan) dan mengembangkan proyek sosial yang tersebar di seluruh dunia.
      untuk lengkapnya silahkan cari sendiri ya disini http://aiesec.or.id/
      Nah, kalau untuk mencari pekerjaan saya pribadi sih menyarankan kamu mencari pekerjaan di Pasona HR Indonesia, itu adalah perusahaan pencari sumber daya manusia di Indonesia untuk dipekerjakan di beberapa perusahaan Jepang yang tersebar di Indonesia. Lengkapnya kamu bisa tanya-tanya ke sini http://www.pasona.co.id/
      sistem Pasona dan sistem di Aiesec sedikit banyak ada kesamaan. setelah mendaftar kamu akan diwawancarai seputar minat dan keinginan kamu ke depannya. yah mulai diri sini cerita akan sangat panjang sekali.
      kalau untuk beasiswa itu saya dapat informasi dari kampus, kamu harus lebih aktif mencari beasiswa di Universitas, Fakultas bahkan dari internet di website kedutaan juga bisa. Jalan itu banyak. Proses semuanya hampir sama, kamu harus daftar, ikuti semua persyaratannya, lalu jika lolos akan diseleksi tes (mungkin), lalu sesi interview, dan jika beruntung kamu akan diluluskan dan bisa Kuliah, magang atau bahkan kerja di Jepang. :)
      Semoga jawaban saya bisa membantu kamu ya :D
      Saya doakan kamu sukses dengan apa yang akan kamu pilih nanti.. SEE YAA! THANK YOU!!

      Hapus
  7. halo kak,, saya juga pengen ambil sastra Jepang kak.
    ntar setelah tamat saya bisa jadi apa kak??? <<< >,< lol

    BalasHapus
    Balasan
    1. adek bukannya ada di nagoya ya sekarang...bulan puasa gak boyee bohong dedek mizu :p

      Hapus
  8. Haloo kaak.. dulu awal kuliah ada teman yang sama sekali gak bisa bahasa jepang gak? Saya mau daftar sastra jepang di univ swasta, tapi saya sama sekali nggak bisa bahasa jepang kak. Gimana tuh kak? Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo sarah ^^ terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar di Blog saya ini. Hmm... jawaban dari pertanyaan kamu adalah BANYAK! dan bagaimana mereka? Alhamdulillah mereka sudah punya kehidupan yang bisa dibilang baik atau lebih baik, beberapa dari teman saya yang seperti 'itu' sekarang justru ada di Jepang yah dengan berbagai macam cara mereka dapat terbang ke Jepang..Saya punya wejangan sedikit buat kamu hehe, gini lho kamu sudah sadar dan tahu bahwa kamu tidak punya dasar apapun dalam bahasa Jepang, tapi apa kamu sudah persiapkan mental yang kuat untuk menghadapi tantangan yang sama sekali baru dalam hidup kamu? Masuk kuliah dengan dunia yang berbeda itu tantangan pertama adalah MENTAL. Kalau kamu merasa oke insyaallah aku sudah siap kak, tapi perlu aku ingatkan, MENTAL yang aku maksud disini bukan saja bertemu dengan orang baru, tapi 'mental' menghadapi calon teman seangkatan yang menurut kamu nanti lebih jago bahasa Jepang daripada kamu, 'mental' menghadapi tulisan dan huruf-huruf Jepang yang mungkin akan sulit buat kamu, 'mental' menghadapi tugas menulis yang bejibun, 'mental' bertemu langsung dengan dosen atau mahasiswa asing Jepang yang ada di kampus kamu dan lain-lain. :)
      Aku bukannya mau nakutin sarah, aku gak ingin nanti kamu menjadi salah satu orang yang menyesal dengan pilihan. Insyaallah, jika kamu memilih berdasarkan niat ingin belajar dari hati dan ikhlas melaksanakannya, gak ada yang mustahil di Bumi ini. Kalau 'susah' ya wajar sih kita kan manusia butuh 'susah' agar bisa naik level. hehe.
      Jangan takut setiap kampus punya program masing2 untuk menolong mahasiswa yang tidak ada basic bahasa Jepang. Ah, tapi kalau menurut aku sangat perlu kamu belajar basic sendirian sebelum masuk kuliah, untuk mengurangi 'shock' saat kuliah. Ini salah satu persiapan MENTAL yang aku bilang tadi. KALAU KAMU YAKIN BERUSALAH dan jangan lupa DOA yang banyak ya!!! :D Aku doakan untuk kesuksesan kamu sarah. Sampai Jumpa di postingan lainnya. Jangan lupa baca-baca blog aku satu lagi ya. Bakalan banyak membahas tentang kehidupan aku di Jepang ^^ --> dtakemi.wordpress.com atau silahkan cari di Highly Recommend Blog dg Judul blog yang sama 'The Return Of The DAWN'
      -DHI-

      Hapus
  9. Kak doain saya tahun ini saya lulus rencana mau masuk sastra jepang ui 😂 setelah membaca blog ini motifasi saya masuk sastra jepang semangkin tinggi dan yakin hehehe~ doain kak!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahhh maaf ya aku baru baca komentar dari kamu say ;) apapun itu aku doakan yang terbaik, btw apa kabarnya nih?? bagaimana hasilnya?? sharing yuks sama aku disini aku tunggu ya <3

      Hapus
  10. Kak doain saya tahun ini saya lulus rencana mau masuk sastra jepang ui 😂 setelah membaca blog ini motifasi saya masuk sastra jepang semangkin tinggi dan yakin hehehe~ doain kak!!

    BalasHapus
  11. Seru bgt ka. Sangat inspiratif. Dulu kepikirannya kalo ga bisa jadi dokter ya bidan. Padahal suka banget sama jepang *ga nyambung* lol. Sukses kakanyaa!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf banget ya say makasihhh doanya <3 yappp kamu juga aku doakan yang terbaik, insyaallah bisa deh! semangat ya anyway jangan lupa rajin2 main ke blog aku ;D

      Hapus
  12. arigatou gozaimasu
    setelah baca artikel ini,saya jadi optimis mengambil sastra jepang buat sbm 2017 ini....Walaupun saya mahir di mata pelajaran biologi dan kimia...but not Physic and Math _- ane paling muak sama itung"an....Tapi entah kenapa kokoro ini selalu tertarik dengan hal" berbau jepang....Tak terkecuali karena anime dan cewek jepang yang super kawai buat dijadiim istri.... :V Selain itu lowongan kerja untuk lulusan sastra jepang mulai meningkat karena adana kebijakan MEA....Mudah"an saya bisa jebol di jurusan sastra jepang dan bisa dapat pekerjaan tetap di sana wkwkw doain yah kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iie, doumo...
      maaf ya sala lamaaa banget membalasnya, waktu itu gak sempat heheh..
      insyaallah semoga Allah kasih yang terbaik ya buat kamu :D
      Makasih banyak udh mau mampir dan baca ini sampai akhir, terharu bangeett..
      Smoga niatnya masuk sastra jepang gak cuma buat nyari waifu -w-;;
      tp sungguh2 ingin mengubah nasib, atau membuat bahagia orang tua dan tentunya ingin menaikan derajat menjadi orang yang lebih baik lagi!! semangat ya ditunggu lho kabar baiknya :D

      Hapus
  13. おはようございますせんぱい、Btw disini pagi jadi ohayou wkwkw kak saya kelulusan taun sekarang saya mau masuk jurusan bahasa jepang di STBA Bandung saya emang suka dengan jepang dan saya juga sangat mencintai jepang dari budayanya, orang orangnya yang sangat sopan, animenya:v, manganya:v, kanji, katakana dan hiragana saya suka semua tapi saya belum menguasai semuanya wkwkw dan wajar saya belajar otodidak dan di SMA saya juga ga ada pelajar bahasa jepang wkwjw sedih yah:'v
    Oke to the point ajh weh yah kak
    Yang saya ingin tanyakan kak, misalnya kakak ditanya kenapa kamu milih jurusan bahasa jepang alesan kakak apah kak? Dan mengapa kakak ingin masuk jurusan bahasa jepang? Alesannya apah kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. haloow Fahrul. Apakabarnya?
      Aku minta maaf ya belum balas dan malah ngeh setelah setahun kemudian. Bagaimana kamu sekarang apakah mendapatkan jurusan kamu inginkan? atau kamu punya pertimbangan sendiri? hmm mungkin jawaban aku yang sangat terlambat ini nggak kamu butuhkan lagi tapi aku tetap mau sharing ke kamu. Aku melihat prospek ke depannya waktu itu say. Aku 'kan cewek, jadi aku suka bilang ke orang yang tanya kalau aku butuh pekerjaan yang bisa fleksibel ruang dan waktu. Memang benar sekarang di Zaman ini banyak sekali permintaan untuk lulusan sastra Jepang. Berkat pertumbuhan industri di Negeri ini yang begitu pesat jadi memudahkan juga untuk lulusan sastra Jepang mendapatkan lowongan pekerjaan. Yah... dengan risiko kamu harus pegang nilai bagus dan sertifikat yang mewakili skill berbahasa kamu ya. Aku mau masuk jurusannya karena ingin sekali ke Jepang ga cuma buat jalan-jalan. Aku nggak mau buang uang untuk sekedar traveling. Saat aku memutuskan untuk masuk sastra Jepang saat itu juga aku bercita-cita ingin ke Jepang, menuntu ilmu sebanyak-banyaknya :) And you know what Allah SWT Ijabah doa dan usaha aku. Aku beneran bisa ke Jepang lewat jalan beasiswa dan intership UKM di kampus aku.

      Hapus
  14. Prodi sastra jepang itu apa ja sih kak?...
    Insya allah tahun ini aku mau masuk satsra jepang andalas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi, Hallow Rizwan :)
      So, how? Kamu sudah sukses belum jadi junior aku di UNAND? heheh
      Maafkeun ya super duper lama membalasnya karena aku udah ga produktif lagi di sini.
      Prodi sekarang aku kurang tahu dan mungkin kamu lebih banyak tahu dari aku yang sekarang. So, kalau mau tanya-tanya soal kuliah nanti bisa kontak aku ya.

      Hapus
  15. Ohayou gozaimasu, kak :)
    Aku mau tanya nih, kakak kan milih sastra Jepang, orangtua kakak awalnya ada yang enggak setuju gitu dengan pilihan kakak? terus apa yang kakak lakukan untuk meyakinkan mereka? Oya satu lagi kak, kalau SMA-nya masuk IPA, ada peluang untuk ke sastra Jepang?
    Arigatou gozaimasu, kak untuk jawabannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloo 🤗 makasih ya ud mampir ke blog aku. OHAYOU! Iyaa, ortu aku ga setuju aku milih Sastra Jepang. Sebab buat ortu aku streotype ttp jurusan itu kudu kyk kedokteran, teknik, ekonomi...yah yg semacam itu. Apalagi bapak aku, sering bilang kalau bahasa mah les aja udah cukup haha. Tp aku kekeuh mau Sastra Jepang, karena aku yakin aja kalau dengan jurusan ini Insyaallah aku bisa sukses dengan caraku sendiri. Nah, gmn cara bujukin ortu? Aku kasih tahu di masa depan kira2 pekerjaan apa yang bisa aku dapatkan kalau jd lulusan sastra. Kasih tahu kalau ilmu bahasa itu super penting, kasih tahu kelebihan2 jd lulusan jurusan ini apa aja misalnya aku bs ke Jepang dg beasiswa pelajar bahasa Jepang dari pemerintahan Jepang. Pokoknya rayu ortu dg hal2 positif. Yg bikin ortu larang kita ya karena mereka ga tahu. Atau kamu bs tunjuk org2 yg sekitar kamu atau yg kamu tahu bs sukses dg jurusan ini. Gtu say. Iya aku dlu di SMA anak IPA kok. Jangan salah, justru aku bersyukut bgt dlu IPA. Why?karena ilmu IPA aku guna bgt saat menerjemahkan hal2 berbau teknik, soal fisika dan kimia udah ga asing saat aku menerjemahkannya ketika aku sdg kerja. 😆 semoga sukses yaaa

      Hapus
  16. Halo kak! aku seneng banget bacanya! jadi makin termotivasi. aku mau sedikit cerita boleh kak? sambil mau tanya-tanya juga hihi

    jadi kan tahun lalu alhamdulillah aku diterima sastra jepang, aku milih itu karena asal ambil, aku lulusan 2018 dan ditolak beberapa kali univ, jadinya aku gap year, barulah 2019 diterima. karena gamau milih yg macem-macem yaudah sasjep aja. awalnya aku ga yakin aku bisa disini terus kak, tapi lingkungan aku ngedukung buat bikin aku tetep di sasjep, ditambah lagi ada kating yg sekarang udah di Jepang.

    tapi kak, disini aku agak pesimis, ketika lulus nanti memang syarat N3, dan InsyaAllah aku yakin bisa dapet N3, mungkin N1 hihi tapi pesimisnya aku takut ga bisa berbicara bahasa jepangnya kak, jadi menurut kakak supaya kita berani bicara bahasa Jepang itu gimana? kalau dalam ujian tulisan bisa, tapi dalam berbicara suka susah kak

    dan aku suka ngebayangin kalau nanti aku lulus kuliah dapet sertifikat tapi ga bisa ngomongnya buat apa gitu😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo cantik, maaf br balas setahun kemudian. Hmm gmn? kamu ud lulus? udh dpt N3? tenang aja insyaallah kamu bs lulus N1. Aku yakin jd ga usah cemas ya. :D

      Hapus

Please don't spam anything here!

Diberdayakan oleh Blogger.

About Tanjun Fatafila

Foto saya
タンジュン・ファタフィラでーす!☆ インドネシア人です。単純な人で、この世に生きている意味を探すとこ!( `・∀・´)ノヨロシク Halo, I'm Tanjun Fatafila, from Indonesia. Nice to meet you and welcome to my world!

Pengikut

Cari Blog Ini

AmeBlo

AmeBlo
de fila's Japanese Blog

Highly Recomend BLOG

Translate

Halaman